Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Ahad, 22 Julai 2012

Keharusan yang di boleh kan kepada orang yang berpuasa


     Seorang hamba yang taat serta paham Al-Qur'an dan Sunnah tidak akan ragu bahwa Allah menginginkan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya dan tidak menginginkan kesulitan. Allah dan Rasul-Nya telah membolehkan beberapa hal bagi orang yang puasa, dan tidak menganggapnya suatu kesalahan jika mengamalkannya. Inilah perbuatan-pebuatan tersebut beserta dalil-dalilnya.


1.Sudah subuh tapi masih berjunub



Di antara perbuatan Rasulullah  adalah masuk fajar dalam keadaan junub karena jima' dengan isterinya, beliau mandi setelah fajar kemudian shalat. Dari Aisyah dan Ummu Salamah "Ertinya : Sesungguhnya Nabi memasuki waktu subuh dalam keadaan junub kerana jima' dengan isterinya, kemudian
ia mandi dan berpuasa" [Hadits Riwayat Bukhari 4/123, Muslim 1109]


2.Bersiwak/Gosok gigi



Rasulullah  bersabda,
"Ertinya : Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali wudlu" [Hadits Riwayat Bukhari 2/311, Muslim 252 semisalnya].



Rasulullah  tidak mengkhususkan bersiwak untuk orang yang puasa ataupun yang lainnya, hal ini sebagai dalil bahwa bersiwak itu diperuntukkan bagi orang yang puasa dan selainnya ketika wudlu dan shalat.
[Inilah pendapat Bukhari , demikian pula Ibnu Khuzaimah dan selain keduanya. Lihat Fathul Bari 4/158, Shahih Ibnu Khuzaimah 3/247, Syarhus Sunnah 6/298]
Demikian pula hal ini umum di seluruh waktu sebelum zawal (tergelincir matahari) atau setelahnya. Wallahu 'alam.


3.Berkumur dan Istinsyaq



Kerana beliau Rasulullah berkumur dan beristinsyaq (memasukkan air ke hidung) dalam keadan puasa, tetapi melarang orang yang berpuasa berlebihan ketika beristinsyaq. Rasulullah “ bersabda,Rasulullah “ bersabda,
"Ertinya : ... Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali dalam keadaan puasa"[Hadits Riwayat Tirmidzi 3/146, Abu Daud 2/308, Ahmad 4/32, Ibnu Abi Syaibah 3/101, Ibnu Majah 407, An-Nasaa'i no. 87 dari Laqith bin Shabrah, sanadnya SHAHIH.]

4.Bermesra/ mencium  dgn isteri



Aisyah Radhiyallahu 'anha pernah berkata.
"Ertinya : Adalah Rasulullah pernah mencium dalam keadaan berpuasa dan bermesra  dalam keadaan puasa, akan tetapi beliau adalah orang yang paling bisa menahan diri




"Kami pernah berada di sisi Nabi “, datanglah seorang pemuda seraya berkata, "Ya Rasulullah, bolehkah aku mencium dalam keadaan puasa ?" Beliau menjawab, "Tidak". Datang pula seorang yang sudah tua dan dia berkata : "Ya.



Rasulullah, bolehkah aku mencium dalam keadaan puasa ?". Beliau menjawab : "Ya" sebagian kami memandang kepada teman-temannya, maka Rasulullah  bersabda : "Sesungguhnya orang tua itu (dapat) menahan dirinya".


maka adalah harus bagi mereka yg tua kerana dpt menjaga nafsunya dan MAKRUH  bagi orang muda melakukan demikian dengan syahwatnya.


5.Berbekam      



Berbekam (mengeluarkan darah kotor dari kepala dan anggota tubuh lainnya) adalah makruh
karana boleh mengakibatkan tubuh menjadi lemah dan menyebabkan orang berbekam untuk
berbuka. Demikian pula halnya yang semakna dengan ini adalah memberikan derma darah.


Hukum ini merupakan bentuk gabungan dari dua hadits Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala
alihi wa sallam, iaitu antara hadits mutawatir yang di dalamnya beliau menyatakan

"Telah berbuka orang yang berbekam dan orang yang membekamnya.”
Dan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma riwayat Al-Bukhary
“Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam berbekam dan beliau dalam keadaan berpuasa


Hal ini sepakat ulamakmenyatakan Makruhk demikian juga mendermakan darah kias dari berbekam kerana akan menyebabkan tubuh badan menjadi lemah.


6.Bercelak mata/memaiakai contact lane


Perbuatan  ini tidak membatalkan puasa, baik rasanya yang dirasakan di tenggorokan atau tidak. Inilah yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam risalahnya yang bermanfaat dengan judul Haqiqatus Shiyam serta murid beliau yaitu Ibnul Qayim dalam kitabnya Zadul Ma'ad, Imam bukhari berkata dalam shahhihnya:"Anas bin Malik, Hasan Al-Bashri dan Ibrahim An-Nakha'i memberi pandangan, tidak mengapa bagi yang berpuasa".


7.Mandi dan membasahkan kepala dengan air    



Bukhari menyatakan dalam kitab Shahihnya 8 Bab : Mandinya Orang Yang Puasa,
Umar membasahi  bajunya kemudian dia memakainya ketika dalam keadaan puasa. As-Sya'bi masuk kamar mandi dalam keadaan puasa. Al-Hasan berkata : "Tidak mengapa berkumur-kumur dan memakai
air dingin dalam keadaan puasa".


Rasulullah  menyiramkan/membasahkan air ke kepalanya dalam keadaan puasa
karena haus atau kepanasan.[Hadits Riwayat Abu Daud 2365, Ahmad 5/376,380,408,430 sanadnya shahih.]

Bahkan di boleh mandi berenang selagi mana air tidak masuk ke dalam rongga dan membatalkan puasanya seperti dengan menelan atau berlebih lebihan air masuk...Wallahu'alam













Tiada ulasan:

Catat Ulasan