2.Pengaruh Teman yang Buruk
Rasulullah صلي الله
عليه وسلم bersabda:
مَثَلُ الجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالسُّوْءِ كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيْرِ، فَحَامِلِ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يَحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحاً طَيِّبَة، وَنَافِخِ الكِيْرِ إِمَّا أَنْ يَحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحاً خَبِيْثَة
"Perumpamaan teman duduk (bergaul) yang baik
dan teman duduk (bergaul) yang buruk (adalah) seperti pembawa (penjual) minyak
wangi dan peniup al-kir
(tempat menempa besi), maka penjual minyak wangi bisa jadi dia memberimu minyak
wangi, atau kamu membeli (minyak wangi) darinya, atau (minimal) kamu akan
mencium aroma yang harum darinya. Sedangkan peniup al-kir (tempat menempa besi) bisa jadi
(apinya) akan membakar pakaianmu atau (minimal) kamu akan mencium aroma yang
tidak sedap darinya"
Hadits yang mulia ini menunjukkan keutamaan
duduk dan bergaul dengan orang-orang yang baik akhlak dan tingkah lakunya,
karena pengaruh baik yang ditimbulkan dengan selalu menyertai mereka, sekaligus
menunjukkan larangan bergaul dengan orang-orang yang buruk akhlaknya dan pelaku
maksiat karena pengaruh buruk yang ditimbulkan dengan selalu menyertai
mereka.
3. Sumber Bacaan dan Tontonan
Umumnya, jiwa anak-anak masih polos, sehingga
sangat mudah terpengaruh dan mengikuti apapun yang dilihat dan didengarnya dari
sumber bacaan atau tontonan yang ia saksikan. Apalagi memang kebiasan meniru dan
mengikuti orang lain merupakan salah satu watak bawaan manusia sejak
lahir.
Oleh karena itulah, metode pendidikan dengan
menampilkan contoh, figur untuk diteladani adalah termasuk salah satu metode
pendidikan yang sangat efektif dan bermanfaat.
Ketika menafsirkan firman Allah سبحانه و تعالي:
وَكُـلاًّ
نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاء الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءكَ فِي هَـذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan
kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat
ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi
orang-orang yang beriman” (QS. Hud/11:120)
Syaikh 'Abdurrahman as-Sa'di رحمه الله mengatakan: "Yaitu, supaya
hatimu tenang dan teguh (dalam keimanan), dan (supaya kamu) bersabar seperti
kesabaran para Rasul, karena jiwa manusia (cenderung) senang meniru dan
mengikuti (orang lain), dan (ini menjadikannya lebih) bersemangat dalam beramal
shaleh, serta berlomba dalam mengerjakan kebaikan...".
*Nukilah dari buku Anak Nakal bagaimana hendak mengatasinya
karangan:Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
|
Tiada ulasan:
Catat Ulasan