Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Ahad, 15 Januari 2012

Terkhir...dari Renungan di bulan Sofar


Renungan Kelima:

Penjelasan mengenai sifat-sifat orang yang beriman dan orang yang menetapi tauhid, bahwa mereka akan masuk surga tanpa dihisab dan diazab
Di antara sifat-sifat orang beriman dari para nabi dan orang-orang shalih yang terbesar adalah tawakal (berserah diri) kepada Allah عزّوجلّ dengan tidak menoleh kepada reaksi yang terjadi di alam semesta yang Allah ciptakan ini; artinya mereka menyandarkannya kepada Allah عزّوجلّ diiringi mengambil sebab-sebab yang syar'i untuk memperoleh apa yang mereka inginkan, bukan menjadikan (isyarat-isyarat itu) sebagai petunjuk kebaikan atau keburukan.
Dengan keilmuan dan keimanan mereka, mereka sadar bahwa semua itu terjadi dengan takdir Allah عزّوجلّ; artinya mendapatkan kebaikan ataupun keburukan tidak ada hubungannya dengan tempat dari tempat-tempat, aktivitas burung, suara hewan dan semisalnya. Semua makhluk Allah عزّوجلّ teratur dengan pengaturannya dan tunduk dengan kekuasaan-Nya. Dengan demikian hati mereka bergantung dan bertawakal kepada Allah عزّوجلّ, sehingga ketawakalan itu membuahkan hilangnya perasaan-perasaan yang memang biasa terbesit pada setiap insan sebagai perasaan yang manusiawi.
Hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud رضي الله عنه, "Tidak ada dari kita melainkan (mengalaminya), hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakal."
Itu dikatakannya setelah meriwayatkan hadits Rasulullah صلي الله عليه وسلم yang sabdanya, "Thiyaroh (meramal nasib) adalah syirik, meramal nasib adalah syirik."
Allah عزّوجلّ menyebutkan mengenai Nabi Musa عليه السلام di dalam kitab-Nya:
فَلَمَّا تَرَاءى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ. قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
"Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah Pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhan-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (QS.as-Syu'aaraa[26]:61-62)
Demikian pula yang Allah عزّوجلّ sebutkan mengenai Nabi kita Muhammad صلي الله عليه وسلم di dalam al-Quran,
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah), ketika  keduanya berada dalam gua salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." (QS.at-Taubah[9]:40)
Di dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar رضي الله عنه di dalam Shahihain, Nabi صلي الله عليه وسلم berkata kepada Abu Bakar:
مَا ظَنُّكَ بِاثْنَيْنِ اللهُ ثَالِثُهُمَا
"Apa dugaanmu dengan dua orang yang Allah menjadi ketiga dari mereka."
Rasulullah صلي الله عليه وسلم berkata kepada orang yang menghunuskan pedang kepadanya dan bertanya, "Siapa yang dapat menolongmu?!" Nabi menjawab, "Allah!" Maka pedang itupun terjatuh dari tangan orang itu, lalu Rasulullah صلي الله عليه وسلم mengambil pedang itu.."
Nabi Ibrahim عليه السلام, khalilullah (kekasih Allah) عزّوجلّ terakhir kata yang diucapkan ketika berada di dalam api yang membakarnya:
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Hasbunallah Wa Ni'malwaqiil "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung."
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما.
Demikian pula para sahabat Rasulullah صلي الله عليه وسلم yang dikhabarkan oleh Allah عزّوجلّ di dalam al-Quran:
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
"(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung'." (QS.Ali Imran[3]:173)
Allah عزّوجلّ berfirman di dalam kitabnya menyifati orang-orang yang beriman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah merekalah mereka bertawakkal." (QS.al-Anfaal[8]:2)
Nabi صلي الله عليه وسلم telah menjelaskan akan adanya 70.000 dari umat ini yang akan masuk surga tanpa dihisab dan diazab. Telah sah di dalam Shahihain dari hadits Ibnu Abbas رضي الله عنهما dari Nabi صلي الله عليه وسلم:
هُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ وَلَا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
"Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah , tidak berobat dengan api, tidak meramal nasib, dan kepada Tuhan mereka berserah diri."
Nas-nas yang menjelaskan bahwa tawakal kepada Allah عزّوجلّ adalah sifat orang-orang yang beriman banyak sekali, ia merupakan syarat keimanan sebagaimana yang difirmankan oleh Allah di dalam kitab-Nya:
وَعَلَى اللّهِ فَتَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
"Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS.al-Maidah[5]:23)
Dalam firman-Nya yang diungkapkan oleh Nabi Musa عليه السلام:
وَقَالَ مُوسَى يَا قَوْمِ إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُواْ إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ
"Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." (QS.Yunus[10]:84)
Sedangkan perasaan sial adalah sifat dari orang-orang kafir dan musyrik, musuh kerasulan dan para rasul

Tiada ulasan:

Catat Ulasan