Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Syakhsiah di Dahulukan Pencapaian di Utamakan

Sabtu, 14 Januari 2012

5 Renungan Di bulan Sofar

Renungan Pertama


Bahawa bulan ini tidak ubahnya bulan-bulan lain yang dua belas. Sebagaimana yang Allah عزّوجلّ firmankan di dalam kitab-Nya, al-Quran:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS.at-Taubah[9]:36)
Nabi صلي الله عليه وسلم juga bersabda tentangnya:
إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا
"Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana bentuknya pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdapat dua belas bulan..." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Bakroh رضي الله عنه)

Renungan kedua
Apa yang ada pada orang-orang musyrik mengenai bulan ini.
Pertama: orang-orang musyrik umat jahiliah dahulu menghalalkan bulan Shafar selama setahun dan mengharamkannya di tahun berikutnya , sebagai pengganti bulan Muharam yang mereka halalkan. Maka Allah عزّوجلّ menjelaskan bahwa perbuatan mereka itu yaitu menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan menambah kekufuran mereka. Allah عزّوجلّ berfirman:
إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُواْ يُحِلِّونَهُ عَاماً وَيُحَرِّمُونَهُ عَاماً لِّيُوَاطِؤُواْ عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللّهُ فَيُحِلُّواْ مَا حَرَّمَ اللّهُ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan pengundur-unduran itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain. agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah haramkan, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (QS. At-Taubah[9]:37)
Dan sebagaimana yang valid dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما dalam Shahihain, Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda,
كَانُوا يَرَوْنَ أَنَّ الْعُمْرَةَ فِي أَشْهُرِ الْحَجِّ مِنْ أَفْجَرِ الْفُجُورِ فِي الْأَرْضِ وَيَجْعَلُونَ الْمُحَرَّمَ صَفَرًا وَيَقُولُونَ إِذَا بَرَا الدَّبَرْ وَعَفَا الْأَثَرْ وَانْسَلَخَ صَفَرْ حَلَّتْ الْعُمْرَةُ لِمَنْ اعْتَمَرْ
"Dahulu (umat jahiliah) menganggap berumroh pada bulan-bulan haji adalah perbuatan yang paling keji di mungka bumi, mereka menjadikan bulan Muharam sebagai bulan Shafar dan mengatakan "Jika luka (yang ada di punggung onta disebabkan perjalanan haji) sudah sembuh, jejak telah hilang dan masuk bulan Shafar, dihalalkan berumrah bagi orang yang berumrah." (HR. Bukhari no.1489 dan Muslim no.1240)
Kedua: umat jahiliah menganggap sial bulan Shafar. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits Ibnu Abbas terdahulu dan sebagaimana di dalam Shahihain dari hadits Abu Hurairah رضي الله عنه, dari Nabi صلي الله عليه وسلم bahwa beliau bersabda:
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَر
"Tidak ada wabah (yang menyebar secara sendirinya), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga bulan Shafar (yang membawa sial)."
Sabda Nabi صلي الله عليه وسلم di atas ditafsiri: bahwa apa yang diyakini oleh umat Jahiliah dari anggapan sialnya bulan Shafar ditolak dan dilarang oleh syari'at dengan sabdanya صلي الله عليه وسلم "Tidak ada Shafar". Ibnu Rajab رحمه الله menguatkan penafsiran ini.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan